Gelombang Panas Melanda Eropa: Wisatawan Diminta Waspada
Cuaca Ekstrem Menyapu Benua Biru
Gelombang panas ekstrem tengah melanda sejumlah negara di Eropa, termasuk Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, Inggris, dan Turki. Suhu di beberapa wilayah telah menembus angka 40 derajat Celsius, bahkan diperkirakan akan meningkat 5–10 derajat lagi dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan “merah” dan “kuning” untuk mengantisipasi dampak buruk dari cuaca ekstrem ini. Di Prancis, sekitar 50 dari 96 departemen telah ditempatkan dalam tingkat peringatan panas tertinggi kedua, dan beberapa wilayah diperkirakan akan masuk kategori merah maksimum.
Dampak Langsung Terhadap Aktivitas dan Infrastruktur
Gelombang panas ini telah menyebabkan gangguan signifikan terhadap aktivitas masyarakat dan infrastruktur. Di Paris, stasiun penyemprotan didirikan di sepanjang Sungai Seine untuk membantu pejalan kaki mengatasi suhu tinggi. Sekitar 20 sekolah ditutup atau beroperasi sebagian, dan Menara Eiffel bahkan tutup lebih awal karena cuaca ekstrem. Di Italia, 21 dari 27 kota termasuk Roma dan Milan berada dalam status siaga merah, dengan pembatasan kerja luar ruangan diberlakukan di wilayah seperti Tuscany, Liguria, dan Sisilia. Di Turki, kebakaran hutan besar memaksa evakuasi lebih dari 50 ribu orang dari wilayah Izmir dan sekitarnya.
Seruan Global dan Ancaman Perubahan Iklim
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan bahwa gelombang panas ini merupakan bukti nyata dari dampak perubahan iklim. Suhu air di Laut Mediterania tercatat sembilan derajat di atas rata-rata, memperkuat efek panas di daratan dan malam hari. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa panas ekstrem bukan lagi kejadian langka, melainkan telah menjadi hal biasa. Ia memperingatkan bahwa planet ini semakin panas dan berbahaya, dan tidak ada negara yang kebal terhadap ancaman ini.